BERTOBAT, jika perubahan ingin
dilakukan maka, seseorang harus bertobat. Dia harus mengakui bahwa kemalasannya
adalah sebuah dosa dan punya tekad untuk berubah. Tanpa kebulatan tekad ini
tidak akan ada perubahan yang dihasilkan.
MEMBENTUK KEBIASAAN BARU, karena
kemalasan seringkali bersumber pada kebiasaan yang telah membentuk perilaku dan
gaya hidup, maka untuk mengobatinya perlu dibuat kebiasaan yang berlawanan.
Jika kebiasaan yang melawan kemalasan terus menerus dilakukan , maka perilaku
dan gaya hidup yang baru akan terbentuk . Mulailah membuat jadwal untuk mengisi
waktu-waktu luang dengan sesuatu yang berguna misalnya membaca buku yang
bermutu. Lakuakan ini secara realistis, jangan terlalu memaksa diri untuk
tahap-tahap awal.
MEMILKI TUJUAN HIDUP DAN PANGGILAN HIDUP ANDA, Rasul
Paulus, memandang hidup ini semacam pertandingan, hanya orang yang memiliki
tujuan hidup yang menang. “sebab aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan
petinju yang sembarangan saja memukul” (I Korintus, 9:26).
PELAJARI ALKITAB DENGAN BAIK, ikutilah
kursus-kursus Alkitab atau pendalaman alkitab yang baik. Bacalah buku-buku
rohani yangn baik. Tafsirkan Alkitab sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
KERASLAH TERHADAP DIRI SENDIRI, LEMBUTLAH
TERHADA ORANG LAIN. kita sering kali melakukan yang sebaliknya.
Mendisiplinkan diri sendiri sangat penting untuk mengatasi kemalasan.
Disiplinkan penggunaan waktu dan aktivitas yang dilakukan. Rasul Paulus
mengatakan “tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya” (I
Korintus, 9:27) supaya dia memenangkan pertandingan dalam hidup ini untuk
memperoleh mahkota yang kekal.
JANGAN SALAHKAN LINGKUNGAN. Meskipun
kemalasan kita dibentuk karena lingkungan, kunci kesembuhan kemalasan ada pada
diri kita sendiri. kita dituntut untuk bertanggung jawab atas setiap tindakan
kita, bukan menyalahkan lingkungan. Meskipun ada pembantu yang membantu
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga tetapi beberapa pekerjaan sederhana sebaiknya
kita kerjakan sendiri. orang tua juga perlu menyuruh anak-anaknya untuk
melakukan pekerjaan yang sederhana misalnya memebersihkan kamar tidur,
merapikan meja belajar dan menyiapkan pelajaran-pelajaran sekolah. Dalam beberapa
keluarga(kaya), pembantu bahkan bertugas menyiapkan buku untuk pelajaran besok
dan mencari artikel di koran untuk tugas klipping. Ini membuat anak tidak bisa
mandiri sejakl dini.
PIKIRKAN PERKARA-PERKARA DI ATAS (Kol,
3:2). Pikirkanlah bahwa aktivitas dan perbuatan kita memiliki konsekuensi
kekal. Pikirkan pertanggungjawaban yang akan kita berikan kepada Allah kelak.
Pikirkan pahala untuk setiap payah yang kita lakukan bagi Allah.
FOKUSKAN WAKTU PADA HAL-HAL PENTING. Gunakan
waktu lebih banyak untuk memaksimalkan potensi diri sendiri dan orang lain,
membangun hubungan dengan Allah dan orang lain, serta membangun wawasan.
BANGKIT DARI KEKALAHAN. Orang
yang kalah ialah orang yang tidak mau bangkit lagi saat jatuh. Bukalah lembaran
baru saat jatuh. Mintalah kekuatan kepada Allah untuk bangkit lagi dan memulai
segalanya kembali.
ISTIRAHAT, ini dibutuhkan ketika
telah secara fisik dan mental sehingga menimbulkan kemalasan untuk melakukan
apa pun. Begitu selesai instirahat dan merasa segar kembali, kemalasan juga
hilang sebagaimana penyakit yang telah sembuh.
AKU HARUS RAJIN ATAU MALAS ????????????????
|